10 Film Indonesia Terbaik yang Bisa Kamu Tonton di Hari Film Nasional

hari film nasional

Tepat pada hari ini yaitu 30 Maret, para insan perfilman Indonesia tengah memperingati Hari Film Nasional. Pemilihan tanggal 30 Maret sendiri dikarenakan pada tanggal tersebut di tahun 1950 merupakan hari pertama pengambilan gambar film Darah & Doa atau Long March of Siliwangi yang disutradarai oleh Usmar Ismail.

Menonton film di rumah jadi salah satu opsi terbaik di masa pandemic seperti ini.

Dalam rangka memperingati Hari Film Nasional, kami sajikan beberapa film Indonesia yang memenangkan penghargaan film terbaik versi Festival FIlm Indonesia (FFI) pada sepuluh tahun terakhir. Film ini bisa referensi tontonanmu yang tengah mengisolasi diri di rumah akibat penyebaran virus Corona (Covid-19).

1. Kucumbu Tubuh Indahku

Film yang menceritakan kisah Juno (Muhammad Khan) yang memiliki traumatic karena kekeresan yang ia alami sejak kecil. Juno akhirnya tumbuh menjadi seorang penari lengger lanang, tarian perempuan yang dibawakan oleh laki-laki. Orientasi seksualnya juga membuat konflik semakin terasa dalam film ini.

 

2. Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak

Marlina (Marsha Timothy) merupakan seorang janda yang baru saja ditinggal meninggal suaminya. Nasib buruk dirasakan Marlina karena ditengah kedukaannya, ia dirampok oleh Markus dan komplotannya. Akhirnya, Marlina merencanakan untuk membuh Markus dan anak buahnya guna membalaskan dendamnya.

 

3. Night Bus

Dalam perjalananya menuju Sampar, terdapat salah seorang penyusup yang membawa pesan penting. Saat itu tengah terjadi pemberontakan antara warga yang menuntut kemerdekaannya pada tentara di sana. Pembawa pesan itu diburu yang menyebabkan keadaan mencekam karena membahayakan seluruh penumpang dalam bus tersebut.

 

4. Athirah

Film ini mengisahkan Athirah (Cut Mini) yang harus merelakan sang suami menikah dengan perempuan lain. Walau dengan keterpaksaan, budaya yang ada tidak bisa menguntungkan bagi Athirah untuk mencegah keinginan suaminya. Meski demikian, Athirah tetap berupaya kuat untuk mempertahankan kondisi rumah tangganya.

 

5. Siti

Siti (Sekar Sari) harus bekerja kerasa untuk memenuhi hidupnya setelah sang suami mengalami kecelakaan kapal saat sedang melaut. Di usia yang tergolong masih muda, ia harus bekerja keras untuk menghidupi anak serta mertuanya. Berjualan peyek hingga menjadi pemandu karaoke dilakukan Siti untuk menyambung hidup.

 

6. Cahaya Dari Timur: Beta Maluku

Film yang satu ini mengisahkan konflik dua mantan pesepakbola profesional Sani Tawainela dan Hari Lestaluhu yang membangun sekolah sepakbola di Ambon. Keduanya ingin mengalihkan perhatian anak-anak dalam situasi konflik agama. Namun keduanya malah pecah kongsi dan konflik agama kembali terjadi di dalam tim sepakbola keduanya.

 

7. Sang Kiai

Film ini menceritakan tentang sosok KH Hasyim Asy’ari (Ikranagara) sebagai pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng sekaligus pendiri organisasi Nahdlatul Ulama. Pada film Sang Kiai akan dikisahkan KH Hasyim Asy’ari yang ditangkap oleh Jepang hingga bermunculannya perlawanan yang dilakukan oleh para santri.

 

8. Tanah Surga… Katanya

Hasyim yang merupakan sukarelawan Konfrontasi Indonesia Malaysia pada tahun 1965 hidup bersama dua cucunya Salman dan Salina. Ia mempunyai anak bernama Haris yang tinggal di Malaysia dan memiliki kehidupan ekonomi yang lebih menjanjikan. Haris mengajak ayahnya tinggal bersamanya tapi ditolak karena kecintaan Hasyim pada Indonesia.

 

9. Sang Penari

Srintil (Prisia Nasution) dan Rasus (Oka Antara) lahir dan tumbuh bersama-sama hingga memunculkan rasa suka pada keduanya. Namun di kehidupan dewasa keduanya memiliki hidup yang berbeda. Pertemuan keduanya menjadi dilema bagi Rasus karena kini Srintil sudah menjadi penari yang dimiliki warga Dukuh Paruk.

 

10. 3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta

Rosid (Reza Rahadian) hidup dalam keluarga muslim yang taat pada agama. Namun, ia bertemu dengan Delia (Laura Basuki), perempuan beragama Katolik. Hingga akhirnya keduanya saling mengagumi yang sayang tidak mendapatkan restu orang tua masing-masing karena perbedaan keyakinan yang dianut keduanya.

Itulah 10 film terbaik Indonesia versi FFI pada sepuluh tahun terakhir yang bisa jadi referensi tontonanmu di Hari Film Nasional ini. Mulai hari ini, tonton film-film Indonesia yuk!