P enyanyi berambut gondrong Marcello Tahitoe atau yang lebih akrab disapa Ello baru saja merilis album barunya yang diberi nama Antistatis. Saat meluncurkan album yang kelimanya ini juga dibarengi pelepasan single yang berjudul Hanyut.
Dalam keterangan persnya, Ello mengungkapkan bahwa antitesis menjadi esensi dasar dalam hidup manusia. Bahwa kodrat dasar manusia untuk selalu tumbuh, berkembang, dan berevolusi baik pikiran, jiwa ataupun spiritualnya,
Quisque rutrum. Aenean imperdiet. Etiam ultricies nisi vel augue. Curabitur ullamcorper ultricies nisi. Nam eget dui.
– Marcello Tahitoe
Dalam menyelesaikan albumnya ini, Ello dibantu tiga teman bandnya yang diantaranya Enos Martyn pemain bass, Arden Wibowo pemain gitar, serta Robby Wahyuda pemain drum. Ello juga menambahkan bahwa pengerjaan album ini terbilang cukup cepat dan sederhana.
Memainkan sound tebal alat musik alternatif 90’s mengiringi lagu-lagu Ello yang bercerita tentang berbagai sisi sosial kehidupan dan keresahan pribadi Ello. Musik seperti ini juga dianggap merupakan formula yang tepat bagi dirinya karena kenyamanan yang ia dapatkan
Saat meluncurkan album Antistatis serta single nya yang berjudul Hanyut, Ello mengungkapkan bahwa lirik dalam Hanyut bercerita tentang kebebasan. Ia juga membebaskan para pendengarnya untuk menginterpretasikan lagunya sesuai imajinasi pendengarnya masing-masing.
Dalam lagu Hanyut juga, Ello memasukan unsur funk yang dibalut dengan distorsi range vocal yang cukup menantang. Sebelum meluncurkan single Hanyut, dua single dalam album Antistatis sudah diluncurkan terlebih dahulu. Lagu tersebut berjudul Sampah-Sampah Dunia Maya dan Munafik.
Ello mengungkapkan bahwa albumnya ini merupakan momen penanda perjalanan hidupnya dalam bermusik. Ia merasa album ini sangat menunjukkan kejujurannya akan kecintaannya terhadap musik rock. Hal terpenting ialah musik ini dianggap sangat menunjukkan dirinya yang otentik.
