Di kalangan kaum milenial, istilah co-living bukanlah sesuatu yang terdengar asing. Co-living memang sudah menjadi budaya baru yang berkaitan dengan kebutuhan tempat tinggal. Kehadiran co-living seakan menjadi solusi bagi permasalahan menghadapi lokasi tempat kerja yang jauh dengan hunian kita.
Co-living merupakan konsep hunian untuk kaum milenial yang membutuhkan alternatif hunian.
Konsep hunian yang satu ini terbilang memiliki banyak kelebihan dibandingkan kita harus menyewa indekost ataupun apartement. Bagi orang awam, co-living bisa dibilang mirip dengan indekost yang sudah tersebar banyak di seluruh daerah Indonesia.
Namun, co-living memiliki keunggulan yang tidak dimiliki indekost seperti dapur bersama, ruang kerja bersama, hingga kegiatan bersama untuk sarana bersosialisasi. Kebersamaan antar penghuni akan terasa lebih dekat dan intim dibandingkan di indekost.

Perusahaan properti sadar betul bahwa target pasar mereka yang merupakan kaum milenial yang terbilang baru mulai terjun ke dunia kerja. Maka dari itu harga yang ditawarkan pun terbilang cukup terjangkau. Meski demikian, fasilitas yang ditawarkan pun sudah cukup mewah meski harus digunakan bersama.
Akan tetapi masih banyak orang yang merasa bahwa hunian dengan konsep co-living membuat privasi para penghuninya hilang. Namun, para pengusaha properti juga sudah menyadari akan permasalahan ini dan menghadirkan solusi dengan membatasi ruangan atau fasilitas yang digunakan bersama.

Beberapa hunian co-living sudah menyediakan kamar tidur dengan kamar mandi yang bisa digunakan secara private. Hal ini memberikan keuntungan supaya seseorang bisa mengatur waktunya untuk diri sendiri dan juga bersosialisasi dengan penghuni lainnya.
Di Indonesia sendiri perkembangan co-living mulai cukup menjamur. Di beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan Bali sudah tersedia beberapa penyewaan hunian dengan konsep co-living.
Hunian yang satu ini cocok untuk kamu yang merantau dan ingin memiliki lingkup pertemanan yang baru!