Pandemi yang tengah melanda dunia saat ini membuat banyak bisnis harus mengalami berbagai kendala termasuk di sektor fashion retail. Dalam sebuah sesi Fashion Talks di acara Nusantara Fashion Festival (NUFF) 2020 membahas tentang strategi para pebisnis fashion retail untuk tetap bertahan di masa sulit ini.
Bahkan sebelum terjadinya pandemi, sektor fashion retail sendiri sudah mengalami penurunan akibat digitalisasi bisnis.
Dalam acara tersebut menghadirkan berbagai pembicara yang kapabel diantaranya Pincky Sudarman (CEO PT Alun Alun Indonesia Kreasi), Fetty Kwartati (President Director of PT Sarinah, dan Anton Wirjono (Founder & CEO The Goods Depth).
Pincky Sudarman menjelaskan meski saat ini sudah memasuki fase new normal, tetapi pola berbelanja masyarakat untuk datang langsung ke toko masih belum kembali. Ia merasa masih banyak masyarakat yang ketakutan untuk berbelanja ke mall meski pihak mall sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Pelanggannya belum sampai 20% yang datang ke toko. Tapi kami masih tertolong karena Alun Alun Indonesia punya restoran yang menjual makanan khas Indonesia. Kami juga tetap berusaha melakukan pemasaran karena yang dijual kan produk-produk lokal dari UKM,” ungkap Pincky seperti yang dilansir dari Merdeka.com.

Hal senada juga diungkapkan Fetty Kwartati yang menyebut bahwa dampak dari pandemi ini membuat penjualan retail Sarinah menurun 70 hingga 90 persen. Hal tersebut pun dijadikan momen untuk Sarinah melakukan transformasi.
“Kita mendapatkan mandat untuk melakukan transformasi, melakukan review konsep bisnis, melakukan rebranding kembali menjadi Sarinah yang unik, yang memprioritaskan produk lokal dan UMKM,” ungkap Fetty.

Digitalisasi bisnis jadi salah satu langkah yang mesti dilakukan para pebisnis retail fashion untuk tetap bertahan di industri fashion tanah air. Meski harus melihat toko offline sepi pengunjung untuk sementara waktu, tetapi memaksimalkan penjualan online merupakan cara terbaik yang bisa dilakukan.
Seperti yang dilakukan oleh The Goods Depth, mereka memilih untuk menghadapi situasi saat ini dengan mempercepat proses digitalisasi bisnis. Anton mengungkapkan bahwa meski penjualan offline-nya turun drastis, tetapi penjualan online-nya justru meningkat hingga 3 kali lipat.