Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai ini membuat banyak para pebisnis harus memutar otak untuk tetap mempertahankan eksistensi bisnisnya. Hal ini juga yang dilakukan oleh Agnes Sutanto yang mengeluarkan strategi pemasaran dan penjualan baru guna bisni perhiasan miliknya yang berlabel Agnes Jewelry tetap eksis.
Perhiasan memiliki nilai seni yang sangat indah dan tidak lekang oleh waktu.
– Agnes Sutanto
Sebelum pandemi terjadi, penjualan Agnes Jewelry memang lebih terfokus di sektor offline. Hal inilah yang membuat Agnes akhirnya memasifkan bisnisnya di dunia digital dengan berjualan secara online, baik melalui e-mail, WhatsApp dan media sosial lainnya.
Agnes bercerita bahwa dirinya cukup terkena imbas dari pandemi yang saat ini tengah terjadi. Pasalnya, selain toko offline yang mesti tutup, Agnes Jewelry juga tidak bisa mengadakan kegiatan pameran yang biasa mereka lakukan.
“Dampak dari pandemi sebenarnya terasa di semua lini bisnis konvensional, tidak terkecuali bisnis jewelry. Cukup terasa tiga bulan awal, di mana galeri harus tutup sementara sesuai regulasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ditetapkan pemerintah,” cerita Agnes.

Meski demikian, Agnes tetap bersyukur bahwa ia memiliki pelanggan yang setia terhadap produk-produknya. Agnes mengakui hal tersebut tidak terlepas dari koleksi perhiasannya yang memiliki karakter kuat.
“Dari awal karir saya menjadi seorang designer jewelry, saya selalu mempunyai karakter yang sangat kuat dalam mendesain sebuah perhiasan dengan daya saing tinggi. Sehingga, para kolektor pecinta berlian ini sudah sangat melekat dengan setiap karya yang saya buat,” tambah Agnes.
Dalam sepanjang perjalanannya berbisnis di sektor perhiasan, Agnes Jewelry sudah menjual berbagai perhiasan seperti emas dan berlian. Tak hanya itu, ada juga perhiasan bermaterialkan batu permata atau precious stone.