Jam tangan dengan material kayu kini sudah banyak diproduksi oleh brand-brand lokal. Salah satu brand lokal yang ikut memproduksi jam tangan kayu ini ialah PALA Nusantara. Brand yang didirikan Ilham Pinastiko ini mulai digarap sejak tahun 2017.
Pengembangan material yang dilakukan PALA Nusantara membuat mereka dijuluki exotic watch.
PALA Nusantara sendiri hadir sebagai brand jam tangan yang mengusung konsep yang modern dengan menghadirkan keragaman budaya dan cerita Nusantara. Konsep ini dipilih Ilham karena ketertarikannya terhadap cerita ataupun mitos nusantara.
“Banyak hal menarik yang hanya terdengar sebagai legenda di telinga masyarakat, yang akhirnya seiring berjalannya waktu menjadi sebuah budaya tua yang luhur. Hal inilah yang menjadi nyawa produk PALA, agar legenda dan budaya Nusantara tetap hidup berjalan,” ungkap Ilham.

Dalam menjalankan bisnis jam tangannya ini, Ilham bercerita bahwa sumber material dan komponen jadi permasalahan yang sering ia hadapi. Hal ini dikarenakan material dan komponen dipesan secara impor. Keterbatasan kayu juga jadi kendala pokok karena dirinya mesti menemukan material kayu lain agar bisa lebih sustainable.
Produk-produk dari PALA Nusantara memang menggunakan berbagai bahan kayu, mulai kayu dari Indonesia seperti sonokeling dang ebony serta kayu dari negara barat seperti maple. Selain itu, PALA Nusantara juga menggunakan bahan non kayu seperti kulit.
“Perpaduan material lainnya adalah kulit, agar menguatkan kesan karakter ekslusif dan tahan lama agar kekuatan dari misi kami pun bisa diturunkan dari generasi ke generasi,” tambah Ilham.

Koleksi jam tangan dari PALA Nusantara sendiri diperuntukkan untuk pria dan juga wanita. Lebih khusunya, PALA Nusantara menargetkan pangsa pasar pria dan wanita profesional yang berkarakter kreatif, cerdas, dan punya kepedulian untuk melestarikan cerita budaya Indonesia.
Pemilihan nama PALA Nusantara sendiri tak dipilih secara sembarang. PALA terinspirasi dari nama buah di Maluku yang eksis pada masa lampau. Sementara, Nusantara dikenal bangsa barat sebagai kemasyhuran.
“Kemasyhuran buah pala inilah yang menjadi mimpi kami untuk kembali mengingatkan memori besar negeri timur kepada dunia tentang pala dan Nusantara. Melalui produk kami, diharapkan Nusantara dapat kembali dilihat dan dipertimbangkan di mata dunia sebagai produk yang dicari dan siap berkompetisi dengan produk merek global saat ini,” tutup Ilham.