Tak hanya di luar ruangan, di dalam ruanganpun terdapat berbagai polusi yang berbahaya serta mengancam kesehatan dan menghambat aktivitas kita. Hal ini bisa diselesaikan dengan menggunakan alat yang mampu menghalau polutan-polutan berbahaya seperti air purifier.
Air purifier sendiri merupakan alat yang mampu menyaring bakteri dan polusi kotor di dalam ruangan.
Polusi kotor di dalam ruangan mampu menimbulkan berbagai penyakit seperti alergi hingga asma. Untuk menghindari permasalahan tersebut, penggunaan air purifier dianggap merupakan solusi yang tepat. Hal ini membuat air purifier baiknya dipasang di tiap rumah, terutama kamar tidur.
“Air purifier harus dipasang di ruangan tertutup agar lebih maksimal kerjanya. Boleh dipasang 24 jam nonstop di dalam ruangan,” ungkap Direktur Utama PT. Higienis Indonesia, Justi Salusiana.

Justi juga menjelaskan bahwa penggunaan air purifier memiliki manfaat jangka panjang. Air purifier diyakini mampu meminimalisir para penggunanya bisa terkena flu. Ibu hamil serta keluarga yang memiliki bayi disarankan untuk menggunakan air purifier di dalam rumahnya.
“Mereka khususnya para orang tua sudah sadar akan bahaya polusi bagi anak mereka, jadi biasanya yang baru punya anak pakai air purifier di rumah. Dan pembersih udara itu bukan menyedot debu-debu kecil yang ada di lantai, tetapi partikel polutan kecil yang sangat mikro dan tidak terlihat mata. Di situlah fungsinya air purifier,” tambah Justi.

Namun, sebagian orang masih banyak yang tidak bisa membedakan air purifier dan air conditioner. Padahal dua hal tersebut jauh berbeda karena air purifier lebih berfungsi untuk membersihkan ruangan sementara AC lebih berfungsi untuk mendinginkan ruangan.
“Air purifier kan untuk membersihkan udara di ruangan, lebih efisien dan hemat dari segi pemakaian listrik jadi bisa dipakai 24 jam nonstop. Kalau AC kan mendinginkan ruangan dan tarikan listriknya besar. Merawat air purifier juga mudah, gak perlu diapa-apain, dipakai selama 6 bulan, setelah itu filternya diganti,” tutup Justi.