Flashy, Brand Lokal Wanita Asal Bandung yang Eksis Sejak 1998

brand lokal wanita

P ada penghujung tahun 90-an, tren distro mulai merambah ke Indonesia termasuk di Bandung. Hanya saja, mayoritas distro saat itu menyasar pasar yang kebanyakan merupakan kaum pria.

Namun pada tahun 1998 hadirlah sebuah brand lokal yang khusus menyediakan produk-produk bagi wanita. Brand tersebut bernama Flashy.

Flashy sendiri punya arti berkilauan yang mana saat awal produksinya, kita menggunakan bahan yang mengkilat dan penuh warna.
– Windy Wulandari, Pemilik Brand Flashy

Di awal berdirinya, Flashy membuat produk tas yang berbahan dasar dari bulu imitasi. Saat itu, memang tas dari bulu imitasi sedang menjadi tren dan banyak diminati oleh masyarakat.

Namun, seiring berjalannya waktu akhirnya Flashy mengubah bahan dasarnya dari bulu imitasi jadi kulit imitasi dan juga parasut. Perubahan ini didasari oleh permintaan pasar dan juga perubahan tren yang terjadi saat itu.

Memulai bisnisnya dengan sistem penjualan produk custom, Windy mengakui bahwa penjualan custom memiliki kendala tersendiri. Kendala tersebut akhirnya membuat Windy memutuskan agar Flashy menciptakan produk stock.

“Saat produk custom ada beberapa komplain kayak model dan warna yang kurang sesuai serta pengerjaan yang molor,” ungkap Windy.

toko pakaian wanita
Instagram/flashy_shop

 

Dikenal sebagai brand yang memiliki ciri khas dari produk tasnya, akhirnya Flashy melebarkan sayapnya dengan menjual berbagai outfit lainnya mulai dari sweater, jaket, t-shirt, hingga berbagai aksesoris wanita.

Meski demikian, diungkapkan Windy bahwa tas selalu menjadi produk yang paling banyak dicari oleh konsumennya. Dari data yang ia miliki, tas selalu menjadi produk yang penjualannya paling tinggi.

Di era disrupsi yang serba teknologi seperti saat ini, Flashy juga tak mau ketinggalan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengembangkan usahanya.

Tak hanya menjual secara offline, Flashy juga menerima penjualan secara online baik melalui web, aplikasi Flashy, media sosial, maupun market place yang terdaftar.

 

tas khusus wanita
Instagram/flashy_shop

 

Meski demikian, presentase penjualan secara offline diklaim masih lebih tinggi dibandingkan penjualan secara online.

“Perbandingannya masih tinggi yang beli offline ya sekitar 70 persen berbanding 30 persen. Masih banyak yang suka membeli produk Flashy secara konvensional seperti datang ke toko dan pegang-pegang bahan terlebih dahulu,” ungkap wanita lulusan Universitas Parahyangan ini.

Dalam menggaet konsumennya, Flashy menawarkan beberapa program yang mampu memanjakan para pelanggan setianya. Salah satunya, Flashy rutin memberikan special price saat event-event tertentu kepada para pemilik member card. Special price tersebut bisa digunakan baik untuk pembelanjaan online maupun offline.

Diakui Windy meski dirinya menargetkan pangsa pasarnya dikisaran umur 18 hingga 24 tahun tetapi banyak juga pembelinya yang diluar dari umur tersebut.

Produk-produk Flashy sendiri dibanderol dengan kisaran harga mulai dari Rp. 5 ribu untuk ikat rambut hingga Rp. 349 ribu untuk produk tas.