M asih banyak orang yang tertarik menggunakan mebel berbahan kayu jati karena beberapa keunggulannya. Hal ini berdampak semakin banyaknya para pengusaha di sektor mebel terutama di daerah-daerah karena peluang bisnis yang ia lihat.
Mebel kayu jati memiliki keunggulan yang tidak dimiliki jenis kayu lainnya yaitu zat alami anti rayap.
Namun, bagi sebagian para pebisnis hal ini dijadikan ladang untuk mencari keuntungan yang tinggi dengan menggunakan kayu jati yang berkualitas rendah. Sebagai orang awam, banyak pembelinya yang kesulitan untuk membedakan mana kayu jati yang berkualitas tinggi dan rendah.

Maka dari itu, penting bagi orang-orang yang berencana membeli mebel berbahan kayu jati untuk mengetahui perbedaannya. Founder Diyana Furniture, Nani mengungkapkan bahwa untuk mengetahui perbedaannya bisa dilakukan dengan cara mengetok permukaan mebelnya.
“Bunyi getoknya lain. Yang asli kayu jati biasanya (suaranya) berat atau keras,” ungkap Nani seperti yang dilansir dari Okezone.

Tak hanya dari suaranya saja, perbedaan kayu jati berkualitas tinggi dan tidak juga bisa dilihat dari segi fisiknya. Mebel kayu jati yang berkualitas tinggi terlihat sudah berumur tua ditandai dengan permukaannya yang tidak mulus. Meski demikian mebel tua masih bisa diperhalus dengan cara diampelas.
Pernyataan dari Nani itu juga diperkuat oleh pernyataan owner Rambu Ata Art & Furniture Nudin yang menyebut bahwa perbedaan kualitas kayu jati bisa dilihat dari motif ukurannya. Dilansir dari sumber yang sama yaitu Okezone, Nudin menyebut bahwa pecinta mebel pasti tidak akan sulit membedakan kayu jati yang berkualitas tinggi dan tidak.
“Bisa dilihat bentuk motif, ukirannya, ciri khas ukiran. Yang paham pasti tahu ada titik-titik tertentu. Ya enggak semua orang tahu. Yang sudah sering (beli) dan penggemar (kayu jati antik) sudah pasti paham. Dan memang biasanya yang beli (mebel) antik (pembeli) yang sudah paham-paham saja,” tutup Nudin.