T rend masyarakat Indonesia dalam berbelanja produk skin care semakin harinya semakin meningkat. Hal ini menyebabkan banyak orang yang mulai berkecimpung di bisnis produksi skin care seperti salah satu Ayshaskin. Produk skin care asal Surabaya tersebut merupakan anak perusahaan dari CV Asiah Global Indo Utama.
Indonesia dianggap bakal menjadi penyumbang terbesar kedua untuk pertumbuhan perawatan kulit di dunia menggantikan Amerika Serikat yang berada di posisi ketiga.
– Dihimpun data dari Euromonitor International bertajuk The Futre of Skin Care.
Meski merupakan pebisnis baru, tapi Ayshaskin meyakini strategi khususnya bisa merebut pasar skin care lokal. Salah satu ownernya Shinta Nency Febrianti menyebut bahwa di bisnis skin care ini meski brand yang bermainnya banyak tetapi pasarnya juga sangat besar. Hal inilah yang meyakini bahwa Ayshaskin bisa bersaing dengan brand-brand yang lebih senior.
Shinta juga mengklaim semenjak meluncurkan produknya sudah banyak respon positif dari para konsumennya. Owner lainnya Ayu Setyo Rahayu Purnomo menyebut saat ini Ayshaskin sudah memiliki 12 agen. Ia menyebut bahwa dirinya sedang ‘mengebut’ untuk mengembangkan jaringan distributor dan agen.
Dalam memulai bisnisnya, Ayshaskin memanfaatkan media sosial dalam melakukan penjualannya. Namun seiring berkembangnya teknologi, akhirnya Ayshaskin memutuskan untuk menjual produk-produknya di e-commerce.
Ayu menyebut hampir 50 persen kosumennya berada dari kawasan Jabodetabek. Sementara 35 persen dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, sisanya dari beberapa kota besar di Sumatera.
Menyasar pasar dengan strata ekonomi menengah, Ayshaskin membanderol produknya dikisaran harga Rp. 300 ribu hingga Rp. 500 ribu. Untuk gender Ayshaskin membidik mayoritas perempuan dan sebagian kecil pria di kisaran umur 25 tahun hingga 30 tahun. “Meski yang usia masih 19 tahun atau ibu-ibu 40 tahun juga ada yang pakai produk kami ini,” tutup Ayu.
