Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya dirasakan oleh perusahaan-perusahaan kecil saja. Salah satu perusahaan besar di bidang ritel, Zara dikabarkan akan menutup sebagian besar gerai ritel mereka. Total ada 1.000 hingga 1.200 toko mereka yang akan ditutup secara permanen.
Penutup ribuan toko Zara dilakukan untuk menekan anggaran sewa di beberapa mal.
Meski demikian, toko Zara di Indonesia dipastikan akan tetap ada baik dalam bentuk online maupun offline. Zara yang termasuk ke dalam naungan Mitra Adiperkasa (MAP) sudah kembali buka dengan menerapkan protokol Covid-19 yang ketat.
Senior Vice President MAP Fashion, Irawati menjelaskan bahwa MAP tidak memiliki plan untuk menutup gerai Zara yang ada di Indonesia. Ira justru menekankan bahwa MAP malah akan terus mengembangkan bisnisnya ini.
Ira menyadari bahwa dampak dari pandemi yang terjadi ini membuat pola berbelanja masyarakat pun mulai berubah. Salah satu pola yang berubah ialah masyarakat kini lebih dominan berbelanja secara online.
Melihat situasi tersebut, MAP Fashion pun meluncurkan program yang dinamakan “Fashion From Home”. Program ini diluncurkan untuk membuat para konsumen Zara bisa berbelanja dari rumah serta didampingi personal shopper yang dapat diajak berkonsultasi.
Walau demikian, toko offline Zara juga akan tetap eksis seperti bisa karena Ira merasa bahwa tiap konsumennya memiliki kesenangan berbelanja yang berbeda-beda.
“Toko akan tetap penting. Pandemi memang mengubah tata cara orang berbelanja, pilihan berbelanja, dan lainnya berubah semua, tapi dua-duanya (online-offline) akan jalan dan akan tetap selalu tampil prima, akan dipastikan semua baik-baik saja,” tutup Ira.